Evy

Evy

Evy adalah seorang gadis berusia 14 tahun yang direkrut oleh Maula ketika planet tempat tinggalnya diserang oleh alien jahat. Karena ketertarikan akan merawat perkebunan, Evy menerima ajakan dari Maula untuk menjadi salah satu anggota DianXy yang bekerja sebagai perawat kebun dan tumbuhan yang tertanam di planet Mursa.

Biodata
Pemilik NPC : Maula Syndulla
Tanaman hijau yang tumbuh dengan subur bergoyang akan terkena hembusan angin yang lembut, air yang menyentuh dedaunan pun membuat tanaman – tanaman tersebut semakin segar.

Senyuman imut yang terpampang pada wajahnya membuat gadis bersurai hijau dengan kelopak mata biru layaknya seperti tumbuhan yang hidup menyirami tanaman – tanaman yang dia tanam dengan rajin.

Setiap hari dia pasti akan menanam setiap berbagai tumbuhan layaknya bermain – main bersama dengan mereka. Sebelumnya ada beberapa alien jahat yang menyerang tempat dimana dia tinggal sampai kebun yang dia miliki hancur karena diinjak maupun terbakar akibat ulah mereka.

Sudah tentu dia melawan kembali namun dengan jumlahnya yang banyak dan tidak cukup kuat akan melawan mereka membuatnya terpaksa melarikan diri ketimbang harus menjadi budak ataupun lebih parah lagi, mati terbunuh.

Harapan hadis itu adalah tidak adanya alien jahat yang datang seperti saat itu lagi, dia tidak mau meninggalkan kebunnya ataupun kebun kesayangannya dihancurkan begitu saja dan itu membuat pekerjaan kesayangannya jadi sia – sia.

“Aku harap alien – alien jahat itu tidak datang lagi seperti sebelumnya…” gadis itu menyentuh tanaman yang ia tanam dengan raut sedih namun tersenyum kecil. “Aku tidak mau kalian mati karena mereka…” ujarnya kembali.

Namun harapan yang ia harap tidak begitu berjalan mulus, ia melihat adanya beberapa pesawat angkasa yang mendarat tidak jauh dari tempat tinggalnya. Itu artinya tempat dimana ia tinggal akan diserang kembali oleh para alien yang jahat.

Gadis berusia 14 tahun ini ingin pergi tetapi dia memutuskan tetap tinggal saja dan melindungi perkebunan miliknya.

Beberapa dari alien jahat mulai menyerang desa yang ada disana dan juga berjalan menuju tempat tinggal gadis tersebut. “Kau masih hidup ternyata, bocah.” Ujar salah satu dari mereka.
Dia tidak berlari ataupun menjawab melainkan dia merentangkan lengannya menghalangi mereka supaya tidak menghancurkan perkebunan miliknya. “Tidak akan aku biarkan kalian menghancurkan perkebunan milikku lagi!”

Perkataannya membuat beberapa dari mereka bergelak tawa, gadis itu mengambil palu yang hampir seukuran dengan batu besar dan bersiap melawan. “Aku lebih baik mati… ketimbang harus menjadi budak atau kalian semua menghancurkan tanaman hijau!” ujarnya meskipun keringat dingin bercucuran karena dia berpikir tidak mungkin dirinya bisa mengalahkan mereka sekaligus.

Satu persatu alien jahat ia lawan sendirian tetapi karena tidak cukup kuat, salah satu dari mereka menyerangnya dari belakang hingga dia terjatuh dekat dengan kebunnya yang masih subur. Air mata nya mulai sedikit keluar dari mata karena rasa takut telah memenuhinya.

“Menyerahlah dan menjadi budak kami, bocah…” gadis itu menjawab tidak akan sehingga alien tadi hendak akan membunuhnya namun serangan apapun tidak menyentuh gadis tersebut.
“Apa yang---” lilitan rantai telah melilit tubuh dari alien yang hendak menyerang gadis itu.

“Tidak baik menyerang gadis polos seperti itu. Seharusnya kau mencari lawan yang sepandan.” Gadis tadi melirik kearah suara seorang wanita bersurai merah dengan kelopak mata ungu bergejolak api.

“Seragam itu…” ujar gadis tadi.

“Anggota DianXy rupanya..!”

“Bukan hanya anggota tetapi itu Komandan Maula! Si Pedang Cheiros!” ujar salah satu dari mereka.

“Kalian membuat kesalahan yang besar.” Ujar Maula lalu mulai menyerang mereka dengan kedua pedangnya, ditariklah alien yang terlilit dengan rantai lalu dibelasah tanpa ampun oleh Maula.

Beberapa sisa dari alien jahat yang ia lawan, ia belasah sampai ada yang kabur menyerah dan ada juga yang terkalahkan.

Maula kemudian berjalan perlahan menghampiri gadis bersurai hijau tadi. “Kamu baik – baik saja?”

Air mata mulai berjatuhan dari kedua mata gadis tersebut dan mulai menangis. “Hei tidak apa apa, jangan menangis.” Maula mengelus kepala gadis tersebut dengan lembut, lalu ia melirik ke arah kebun yang dimiliki oleh gadis tersebut. “Kamu sudah cukup berani untuk melindungi tanaman – tanamanmu.” Ujarnya sembari tersenyum dan masih mengelus kepalanya.

“Tapi… tapi… mereka pasti akan kembali…” Jawabnya sambil terisak – isak. “Mereka mengambil semuanya… menjadikan kami budak bahkan menghancurkan apa yang kami miliki dari dulu…” lanjutnya.

Maula mengetahui perasaan itu karena sebelum dirinya menjadi anggota DianXy, beberapa alien jahat datang melakukan hal yang sama kepada tempat tinggalnya. Terutama yang dihadapannya ini adalah seorang gadis polos yang berusaha sekuat – kuatnya untuk melindungi tanamannya.

“Saya tahu kita baru bertemu dan mungkin kamu mengetahui saya baik dari orang lain ataupun seragam saya tapi… jika kamu mau, ikutlah dengan saya.” Ajakan dari Maula membuatnya menatapnya.

“Di planet Mursa, tempat dimana DianXy berada. Kamu bisa membantu saya merawat perkebunan yang saya miliki atau tanaman yang ada disekitarnya. Kamu akan sangat membantu jika kamu bergabung. Tidak perlu kuat, membantunya sudah cukup. Selain itu, kamu bisa tenang merawat tanaman yang ada disana tanpa harus terlalu memikirkan musuh yang akan datang. Jika pun ya, kami akan saling membantu. Bagaimana?” ujar Maula sembari tersenyum.

Gadis itu menyeka air matanya lalu menjawab, “Apa aku… boleh melihatnya terlebih dahulu?”

Maula mengangguk, “Tentu saja boleh.”

.

.

.

Kedua mata gadis itu membulat ketika Maula membawanya ke planet Mursa. Didepan matanya, dia melihat perkebunan yang Maula miliki serta tumbuhan lain yang tumbuh di planet Mursa.
“Wah!” kedua matanya berkilau melihatnya lalu melirik kepada Maula dengan senyuman lebar. “Komandan Maula yang merawat mereka sendiri?!”

Maula mengangguk sambil tersenyum. “Ya, benar. Selain perkebunan, saya juga merawat peternakan yang ada di planet Mursa. Yah jika saya memiliki waktu yang cukup luang dari pekerjaan inti saya.”

“Hebat!” gadis itu melirik kembali kepada perkebunan yang didepannya. “Meskipun sibuk dan menjalani misi, Komandan Maula masih bisa merawat mereka.”

Maula terkekeh kecil lalu bertanya kembali. “Jadi? Bagaimana menurutmu? Apakah kamu mau bergabung?”

Tanpa memikir panjang lagi, gadis tersebut mengangguk dengan penuh semangat. “Aku mau! Dengan senang hati aku akan membantu Komandan Maula untuk merawat mereka!”
Maula terkekeh kembali. “Saya senang mendengarnya. Sebelum itu, siapa namamu?”

“Evy! Namaku Evy, Komandan.” Ujarnya sambil tersenyum lebar.

“Baiklah, Evy. Selamat bergabung di DianXy.”

|| END OF EVY BACKSTORY ||
Evy