Chiki

Chiki

Chiki merupakan Petugas Kebersihan. Awalnya dia hanya pergi untuk memburu monster aneh yang dia temukan lalu tanpa sengaja masuk ke dalam alat teleportasi milik Luisa dan berakhir menjadi Petugas Kebersihan di markas DianXy, terkesan aneh tapi dia cukup baik dalam membersihkan markas.

Biodata
Pemilik NPC : Luisa Arcadia
Matahari bersinar terik menerpa kulit pucat milik seseorang yang sedang berlari dari kejaran makhluk lain yang sedang mengejarnya. Deru nafas, patahan ranting, dan bunyi derap langkah mengikutinya berlari-larian.

"UWAHHH!!! MAKHLUK APA SIH ITU?" Teriak orang itu dengan wajah yang menancarkan air mata imajiner.

Hup!

Dia meloncat ke atas pohon dan memanjat naik ke atas dahan yang lebih tinggi berjongkok menatap ke arah makhluk aneh yang sedang mengejarnya. Di samping bahunya muncul anak ayam kecil yang menepuk-nepuk pipi orang itu dengan paruhnya.

"Hm? Benar juga! Cicip cepat analisis makhluk jelek itu!" Ucap orang itu sambil mengcengkram anak ayam yang mengetuk pipinya dan menyodorkannya agar sedikit ke bawah ke arah makhluk itu.

"Cip cip!" Anak ayam itu berteriak saat di sodorkan ke arah makhluk itu.

"Jaraknya sudah aman kok! Tidak akan bisa menjangkaumu." Ucap orang itu berniat menenangkan anak ayam miliknya.

"Cip cip! Cip cip cip." Anak ayam itu mendongak ke arah pemiliknya yang sungguh tidak berperikemanusiaan terhadap makhluk sepertinya.

"Iya, iya. Maaf deh hehe~" orang itu menjawab anak ayam yang dia pegang dengan muka menyebalkan. "Jadi bagaimana? Aku yakin itu bukan makhluk yang sembarangan di lepaskan dekat pemukiman." Dia meletakkan anak ayam itu di atas bahu kanan miliknya dan mengambil biji-bijian yang ada di kantung celananya lalu memberikannya ke anak ayam itu.

"Cip cip, cip cip cip. Cip cip! Cip cip cip! Cip cip cip cip."

"Wah... itu makhluk yang menjijikan ternyata. Kepala ikan lele, badan kerbau, ekor kalajengking, dan kaki kucing? Memikirkannya saja membuatku mual, orang mana yang menggabungkan semua hewan itu? Pasti otaknya geser. Jangan bilang nanti bisa saja ada kepala kambing, badan macan, dan kaki kepiting." Ucap orang itu sambil bergidik ngeri.

Dia mengetuk-ngetuk dahan pohon yang dia duduki, menatap ke arah makhluk jelek yang baru saja di deskripsikan oleh anak ayam miliknya. Yang beruntung pohon yang dia naiki termasuk pohon yang kokoh dan cukup tinggi.

"Sepertinya kita harus menangkap makhluk itu, kalau tidak nanti dia bisa-bisa memakan ternak warga. Aku harus kordinasi dengan Kakak nanti... yosh ayo kita pulang lewat jalan atas!"
Orang itu berdiri lalu melompat dari satu dahan pohon ke dahan pohon lainnya, dengan cepat sampai di sebuah bangunan berwarna merah mirip seperti peternakan. Lalu dia langsung berkeliling di sana untuk mencari orang yang ingin dia temui.

"Kakak! Malam ini aku mau menangkap makhluk fantastis untuk koleksi kita!" Ucap orang itu sambil mengguncang orang yang dia panggil Kakak.

"Uwah~ pelan-pelan Chiki, memangnya se-fantastis apa makhluknya?" Jawab Kakak dari orang yang mengguncangnya.

"Sangat fantastis! Kakak akan melihatnya langsung nanti, jadi aku tidak ingin mengspoiler Kakak bagaimana bentuknya." Ucap Chiki sambil menaik-turunkan alisnya.
"Terserah kamu, lagipula kalau di larang kamu tidak akan menuruti juga. Berhati-hati lah."

Chiki berteriak senang lalu berputar-putar sambil mencengkeram anak ayam miliknya. Dengan bergegas dia belari ke arah gudang dan mengambil sebuah senapan, sambil bersenandung dia berjalan kembali ke arah hutan tempat makhluk aneh yang mengejarnya.

Tidak terasa cerahnya matahari kini berganti menjadi bulan, dia sudah berada di tempat terakhir kali dia meninggalkan makhluk itu.

Srk.

"Cicip naiklah ke atas pohon. Seperti biasa cepat gigit kertas ini." Ucap Chiki pada anak ayam miliknya, Cicip dengan khawatir menatap Chiki terpaksa menuruti perintah pemiliknya.

Chiki tersenyum, di bawah sinar bulan malam itu dia mengarahkan senapannya lagi. Membidik ke arah semak-semak yang bergerak menatap semak-semak itu dengan tajam, mata ungunya menyala menyinari gelapnya hutan malam itu.

Dor!

Ngrok!!

Makhluk itu berteriak saat sebuah peluru menembus badannya. Chiki menyeringai kejam, mendekat ke arah makhluk itu sambil terus menembakkan peluru.

Dor!

Dor!

Dor!

NGIK!!

Sebuah lingkaran aneh tiba-tiba menyala tepat di bawah kakinya saat bertepatan dengan makhluk itu.

Sring~

Brak!

"Aduh!" Teriak Chiki ketika pantatnya menyentuh lantai dingin dengan lingkaran yang aneh.

"Oh? Tidak terduga. Eksperimen yang kabur dan seorang bocah?" Orang itu berjalan mendekat ke arah Chiki, mata hitam gelapnya menatap Chiki seakan-akan menyedot seluruh nyawa Chiki kedalamnya.

"Tu-tunggu dulu! Dimana ini? Apa yang terjadi?" Ucap Chiki sambil menggoyang-goyangkan bahu orang di depannya dengan cukup brutal.

"Planet Mursa. Lebih lengkapnya kamu berada di dalam markas DianXy, lebih lengkapnya lagi kamu berada di dalam kamarku. Apa itu jawaban itu cukup untuk menjelaskan pertanyaanmu?" Orang itu menjawab dengan muka yang polos, lebih tepatnya menjengkelkan.

"Planet Mursa? Markas DianXy? Kenapa bisa?! Dan kau siapa!!!"

"Singkatnya aku bereksperimen dengan alat teleportasi buatanku dan namaku Luisa, Luisa Arcadia. Sepertinya kamu tidak beruntung karena masuk ke dalam alat buatanku, aku tidak bisa mengirimkan dirimu kembali ke tempat asalmu karena alat teleportasi ini hanya bisa di pakai satu kali secara bolak-balik."

"...yang benar saja..." Chiki menatap mata Luisa mencari apakah kata-kata yang baru saja dia ucapkan itu kebohongan, tapi nihil yang dia dapat hanyalah raut wajah yang cukup menjengkelkan dimatanya.

Luisa menatap Chiki yang terlihat putus asa dengan wajah yang seakan-akan ini bukan kesalahannya.

"Kebetulan posisi petugas kebersihan di sini kosong." Ucap Luisa sambil memegang bahu Chiki.

"Ku ambil." Balas Chiki dengan cepat dengan wajah serius.

"Ini dia formulirnya, ini peta bangunan, aku akan mengurus semuanya kamu tinggal duduk manis di sini dan mulai bekerja nanti."

Begitulah ceritanya tentang bagaimana Chiki berakhir sebagai petugas kebersihan di Markas DianXy.
Chiki