Luisa Arcadia

Luisa Arcadia

Mentor & Social Media Admin

Luisa Arcadia adalah Admin Media Social yang memegang akun Wattpad DianXy. Bertugas untuk memposting hasil Karya dari para Member(Anggota) ke akun Wattpad DianXy. Merupakan Anggota dari Guild Techno dengan Hobi menjahit.

Biodata
Umur : 15 tahun
Spesies : -
Planet : -
Kekuatan : Senjata Blastech
Hobi : Menjahit
Motto : Matilah, diriku Mati. Semoga Aku Hidup berkali-kali
Media Sosial
Wattpad: BumbuDapur_AR
Instagram: whitezero00
Suara decitan gerbong Kereta yang dia naiki membuat kelopak mata itu terbuka menampilkan tatapan kosong yang menenggelamkan.

[Seluruh Penumpang yang Terhormat Kita telah sampai di Planet X]

Suara pengumuman dari Masinis menggema memenuhi gerbang Kereta yang hampir kosong tersebut.

"Ah.. permisi, apakah Planet C sudah terlewat?" Ucapnya sambil menepuk bahu penumpang lain di sebelahnya.

"Kamu kelewatan pemberhentian, ya?" Sahut orang di sebelahnya.

Dia mengangguk sambil membenarkan jubah bertudung yang dia pakai agar rambut putihnya tidak terlihat.

"Kalau begitu turunlah, 10 menit lagi akan ada Kereta yang menuju ke Planet C."

Dan ya! Karena itulah sekarang Dia berada di sini seperti orang linglung. Sudah 30 menit dia berdiri halte, inilah resikonya menjadi orang yang bertanya malah sesat di jalan.

Sambil sesekali menguap Dia memutuskan untuk berjalan keluar dari Stasiun X setelah mendengar percakapan orang-orang yang memandanginya dengan aneh secara terang-terangan.

"Hah... ini sebabnya orang-orang di Nebula tidak menyukai Planet X," gumamnya sambil memandangi sekeliling.

Ini adalah keputusan yang buruk, pikirnya setelah berjalan sangat jauh dari Stasiun tempat awal dia turun. Ini juga salahnya karena tertidur tanpa mengingat pemberhentian yang dituju.

'...kalau dipikirkan lagi, kenapa Nebula dan Planet X berperang?'

"Tch, sial. Ku rasa Luisa Arcadia ini merupakan orang yang ceroboh, sayangnya Aku ini Luisa."

NGINGG!

[PERINGATAN PENYUSUPAN DARI NEBULA, HARAP SEMUANYA KEMBALI KE RUMAH MASING-MASING]

Suara sirine berdengung menyampaikan pengumuman yang membuat Jantungnya hampir pindah ke Lambung.

Orang-orang mulai berhamburan bergerak dengan cepat kembali ke rumah mereka masing-masing. Dengan lincah Luisa mengikuti arus orang-orang tersebut sambil menelisik sekitar berharap ada tempat persembunyian yang bisa dia gunakan untuk sementara.

'Gedung pembangunan!' Batinnya berseru saat melihat gedung tinggi yang masih belum jadi. Itu adalah tempat persembunyian yang baik untuk sementara waktu.

Bangunan dengan pagar hologram setinggi 2 meter itu dia masuki dengan cara melompat, para Pasukan sekilas terlihat dari kejauhan membawa kendaraan canggih dan juga berlarian mengejarnya.

'Sial, sial, sial!' Batinnya menjerit panik. Ternyata Dia sudah ketahuan sedari tadi. Sudah Dia duga kalau dia memang ceroboh. Lebih tepatnya kurang peka dengan keadaan dan pelupa.

"TOLONG BERHENTI DI TEMPAT!!" Ucap seseorang dari Helikopter menggunakan pengeras suara.

"TIDAK MAU SIALAN!"

"INI PERINGATAN! TOLONG BERHENTI!" Ucap orang itu lagi, Pasukan bersenjata mulai bersiap membidik ke arahnya.

Luisa semakin memacu kakinya agar lebih cepat berlari, suara sirene dan juga helikopter mulai mendekat, lampu-lampu berwarna merah mulai menyoroti dirinya. Dilepasnya jubah miliknya karena memperlambat dirinya saat berlari, 'Sekalian mengalihkan perhatian deh.'

Pasukan bersenjata mulai menembakinya, dengan lincah dia menghindari hujan peluru.

'Saatnya mencoba hal baru~'

Seringai muncul di wajahnya matanya yang sayu mulai terlihat berambisi. Diambilnya senjata miliknya yang dia simpan di dalam saku khusus.

Mengabaikan hujaman peluru yang mulai membabi buta, dia memasukkan bilah sekecil tusuk gigi ke dalam senjata yang dia pakai.

Menarik nafas panjang dia segera membidik salah satu Prajurit yang mengejarnya. Bruk

Orang itu tumbang, dengan mudah. Seringainya semakin melebar, dia bersembunyi di balik tiang-tiang bangunan setelah melihat perhatian para Prajurit itu teralihkan.

"Orang-orang bodoh..." gumamnya dengan pelan, Dia mulai memasukkan lagi amunisi untuk menembaki Pasukan agar dapat memberikannya waktu untuk menghindar lagi.

Syut

Syut

Syut

Tiga amunisi dia masukkan dan dia tiup secara bersamaan, satu persatu Prajurit mulai tumbang. Cklek.

"Angkat tangan Anda, Nona." Suara pistol itu terdengar dari belakang bersamaan dengan suara berat yang menyuruhnya untuk mengangkat tangan. Sepertinya Dia memang ceroboh.

"Hah... sudah Ku duga kalau," Luisa berbalik sambil mengangkat tangan, "Aku ceroboh."

"Lama tidak berjumpa dengan penghianat tercinta, Tuan Luis yang terhormat," ucap Luisa sambil menyeringai sinis. Kini dia telah di kepung dari berbagai arah, siapa yang menyangka kalau Pasukan sebelumnya cuma untuk mengalihkan fokusnya.

Luis menatap datar dirinya, "Anda tidak pernah berubah. Serahkan diri Anda atau..." tangan Luis semakin mencengkeram erat pistol yang dia pakai, "Matilah."

"PFT- HAHAHA~" Luisa tergelak mendengar perkataan Luis. "Mari bertaruh, peluruku atau pelurumu yang lebih cepat~"

Dor!

Syut~

Luisa dengan cepat menghindari peluru Luis lalu seperkian detik dia membidikkan amunisinya ke Luis. Sepertinya miliknya lebih cepat daripada senjata canggih yang di pegang Luis.

Brak.

Luis tumbang, tergeletak tidak berdaya. Luisa segera meninggalkan tempat itu setelah menyadari fokus Prajurit teralihkan, lagi.

"Bodoh, Petinggi mengirimkan Prajurit yang bodoh~" Luisa berlari melompat dari satu gedung ke gedung lainnya, beruntung jarak gedung-gedung di Planet X tidak sejauh di Nebula.

"BERHENTILAH DASAR TIKUS KECIL!"

Pasukan Udara kini mulai mengejar dan menyorotinya seakan-akan Dia tidak terlihat padahal rambutnya sangat mencolok, sudah Dia duga Petinggi mengirim orang Bodoh.

"HAHAHAHA~"

Dia tertawa dengan gila menghindari hujaman peluru dari berbagai arah, menyenangkan. Seharusnya dari dulu dia berurusan dengan Planet X. Banyak bangunan yang hancur, semakin jauh dia berlari semakin memburuk kondisi bangunan yang dilalui olehnya.

Para Pasukan pun mulai bertambah juga seiring dirinya menghindar. Kenapa mereka bersusah payah menghadapi musuh?

Sambil berlari dia melamun, kini dia berada di bangunan tua jauh dari kejaran Pasukan. Langkahnya semakin memelan, 'Aneh, tidak ada satu pun orang di sini...' pikirnya sambil melihat sekeliling.

"Ya setidaknya mereka tidak meng-"

Buk

Drt

Drt

Bunyi lampu rusak memenuhi pendengarannya, Luisa menabrak sebuah dinding dengan banyak lampu neon yang rusak dan juga informasi yang tertempel di dinding itu. dia terpaku memandang sebuah poster yang ada di hadapannya.

"Will The Heroes Comeback...?" Gumamnya sambil mengelus poster usang yang menempel di dinding tersebut. [DianXy ; Planet Mursa]

Matanya berbinar menatap alamat dari Poster itu, baiklah ini saatnya menjelajah.